Mahasiswa Prodi S-2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Ikuti Plating Competition dalam Rangka Memperingati Hari Chef Nasional

Mahasiswa Prodi S-2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga  Ikuti Plating Competition dalam Rangka Memperingati Hari Chef Nasional

Memperingati hari Chef Nasional ke-14 tahun yang jatuh pada tanggal 25 Januari, Indonesian Chef Association (ICA) BPD DIY mengadakan kegiatan yang berupa Culinary Talk Show & Plating Competition.  Tema kegiatan yang diusung kali ini yaitu “Makanan Nusantara Menuju Pasar Internasional”. Kegiatan Plating Competition ini diselenggarakan pada Senin, 15 Februari 2021 yang bertempat di Prime Plaza Hotel Yogyakarta dengan jumlah peserta lomba yaitu 40 tim. Peserta Lomba merupakan para professional di bidang kuliner yang berasal dari hotel, catering, restoran, dan lembaga pendidikan.

 

Pada kompetisi ini, Prodi S-2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mengirimkan 2 tim yang mana masing-masing tim terdiri dari 2 mahasiswa. Tim pertama yang beranggotakan 2 mahasiswa angkatan tahun 2019 yaitu Umi Ni’matul Fajriyah dan Reza Restiana. Sedangkan untuk tim kedua yang beranggotakan Mashudi mahasiswa angkatan tahun 2018 dan Galuh Pratama mahasiswa angkatan tahun 2020.

 

Plating Competition merupakan suatu lomba atau kompetisi dalam penataan dan penyajian makanan di atas piring. Plating adalah cara penataan dan penyajian makanan di atas piring dengan memperhatikan posisi dan komposisi makanan agar menunjukkan nilai seni dan kualitas yang tinggi sehingga membuat makanan yang disajikan menjadi semakin menarik. Dalam dunia kuliner, plating menjadi sesuatu hal yang juga perlu untuk diperhatikan karena makanan yang disajikan harus menarik secara indra visual.

 

Sesuai dengan tema yang diusung, makanan yang akan disajikan dalam kompetisi merupakan makanan Nusantara. Makanan Nusantara adalah kumpulan berbagai makanan daerah yang mencirikan bahan, bumbu, teknik olah yang berbeda di Indonesia. Dr. Kokom Komariah, M.Pd. sebagai Narasumber dalam acara Culinary Talk Show mengatakan bahwa Masakan Nusantara merupakan salah satu tradisi kuliner yang merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi Nusantara, yang diperoleh berdasarkan tradisi-adat setempat dan akulturasi budaya dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.(Materi Terlampir)

 

Adapun 2 jenis makanan yang harus ditampilkan dalam kompetisi ini, yaitu makanan utama dan makanan penutup. Ketentuan untuk masing-masing jenis makanan yaitu untuk makanan utama yang berbahan dasar lokal dan untuk makanan penutup berbahan dasar umbi-umbian.

 

Tim pertama membuat makanan utama yang diberi nama Fish Bowl Nano-nano with Baked Artocarpus and Saute Pellucida yang berbahan dasar ikan nila yang dilengkapi dengan saus nano-nano (berasa manis, asam, asin, dan pedas), karbohidrat menggunakan sukun, dan sayuran menggunakan sirih cina. Sirih cina yang dikenal kalangan masyarakat sebagai tanaman gulma atau tanaman penggangu ternyata memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Sedangkan untuk makanan penutup yaitu Lumpur Surga Ubi Pelangi yang menggunakan bahan dasar ubi jalar ungu, ubi orange, dan ubi cilembu. Lumpur surga adalah jenis makanan penutup yang berasal dari kota Banjarmasin yang berbahan dasar tepung terigu, tepung beras, dan santan. Lumpur surga yang diinovasi dengan mensubstitusi tepung terigu dengan 3 jenis ubi sehingga dapat dikatakan bahwa makanan ini tidak mengandung gluten.

 

Berbeda dengan tim pertama, tim kedua membuat makanan utama yang diberi nama Sate Mendho Sekul Kembul yang berbahan dasar daging kambing dimasak sate yang dilengkapi dengan sambal kecap, karbohidrat menggunakan nasi campur (nasi merah, nasi putih, ubi ungu, ikan nila sambal matah) dan sayuran berupa acar dan rendang daun ketela. Sedangkan untuk makanan penutup yaitu Purple Sweet Potato Cake With Rainbow Sauce yang berbahan dasar ubi ungu. Makanan penutup ini merupakan jenis cake yang disubstitusi dengan ubi ungu dan disajikan dengan pelengkap rainbow sauce (terdiri dari saus stroberi, saus jeruk, dan saus melon).

 

Partisipasi dalam kegiatan ini  merupakan perwujudan  tanggung jawab  civitas akademika untuk   melakukan  kajian, penyuluhan dan promosi bahwa beberapa makanan nusantara merupakan  makanan   terenak di dunia,  mempunyai  nilai fungsional, menyehatkan dan menyegarkan, serta mempunyai keunikan dalam penyajiannya.  Selanjutnya diharapkan  untuk menuju pasar Internasional beberapa hambatan pada makanan nusantara yang dikaji  melalui acara talk show,  yaitu  aspek  sumber daya manusia,  regulasi kebijakan, tampilan, sanitasi dan hygiene dapat diatasi. (Reza)

 

Lampiran :
Materi Talkshow Dr. Kokom Komariah, M.Pd. (Download)