Kuliah Umum: Kajian Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Universitas Negeri Yogyakarta) dengan Sains Rumah Tangga (Universiti Putra Malaysia), Persamaan dan perbedaannya serta Perkembangannya di Masa Depan.

Kuliah Umum:  Kajian Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Universitas Negeri Yogyakarta) dengan   Sains Rumah Tangga (Universiti Putra Malaysia),  Persamaan dan perbedaannya serta  Perkembangannya  di Masa Depan.

Senin, 15 Maret 2021 pukul 08.30 WIB Prodi S2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Yogyakarta bekerjasama dengan Prodi Sains Rumah Tangga Universiti Putra Malaysia menyelenggarakan Kuliah Umum secara daring melalui aplikasi zoom.  Kuliah Umum ini dibersamai oleh Dr. Kokom Komariah, M.Pd yaitu Dosen Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga S2 dan dibersamai pula oleh Puan Anis Zakaria, Ph.D. yaitu Dosen Universiti Putra Malaysia, serta dimoderatori oleh Dewi Eka Murniati, S.E, M.M. Kegiatan ini pun dibuka oleh Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana.  Peserta yang mengikuti kuliah umum ini adalah Dosen dan Mahasiswa dari kedua Universitas tersebut dan dari kampus lain di Indonesia seperti UNI, UNESA, dan AKS-AKK dengan jumlah peserta yang mengikuti Kuliah Umum ini adalah sebesar 264 orang. Materi pada Kuliah Umum adalah tentang persamaan dan perbedaan antara Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Prodi Sains Rumah Tangga, perbandingan dari segi sejarah, perkembangan dan tantangan kedepan untuk Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

 

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang dikenal di Indonesia dan Sains Rumah Tangga yang dikenal di Malaysia merupakan suatu bidang keilmuan yang sama yang memiliki konsep bahwa ilmu ini untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbaiki mutu kehidupan, dan untuk kesejahteraan manusia. Sehingga perbedaan antara Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Sains Rumah Tangga hanya berbeda dalam pengistilahannya saja. Di negara lainnya seperti USA, Afrika, Korea dan Australia mengistilahkan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dengan istilah Ekonomi Rumah Tangga.

 

Jika dilihat dari segi sejarahnya, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di Indonesia berawal dari pendidikan kewanitaan yang dirintis oleh RA Kartini (Sekolah Kartini) dan Dewi Sartika (Sekolah Keutamaan Istri). Sedangkan Sains Rumah Tangga pada awalnya merupakan pendidikan untuk mempersiapkan anak perempuan terkait bagaimana cara menjadi Ibu Rumah Tangga yang baik dan bertanggung jawab.

 

Bidang yang dipelajari dalam Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di Indonesia mengacu pada 10 aspek segi kehidupan keluarga dalam PKK diantara nya hubungan intra dan antar keluarga, bimbingan perawatan anak, makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, keuangan, tatalaksana rumah tangga, keamanan lahir batin, dan perencanaan sehat. Sedangkan, bidang yang dipelajari dalam Sains Rumah Tangga di Malaysia mencakup delapan bidang yaitu kulinari dan pemakanan, fesyen, kosmetologi, konsumerisme, pengurusan keluarga, asuhan kanak-kanak, ID, dan gerontologi.

 

Pada Kuliah Umum tersebut, Dr. Kokom Komariah, M.Pd. memberikan penjelasan bahwa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menitikberatkan pada kekuatan kehidupan keluarga. Aspek-aspek yang tertuang dalam nilai dan tujuan PKK memiliki perspektif yang unik, karena integrasi aspek tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan keluarga dan kehibupan individu. Sehingga lulusan dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mempunyai kontribusi dalam memberi pendidikan tentang kehidupan keluarga, melakukan penelitian tentang perubahan-perubahan pada keluarga dan lingkuangannya, dan memperkuat pendidikan untuk tenaga professional.

 

Arah pengembangan PKK di Masa Depan antara lain untuk menghasilkan pendidik yang memiliki kompetensi entrepreneurship yang mampu mengelola institusi pendidikan, merancang pembelajaran inovatif, dan produktif; menjadikan PKK sebagai kekuatan utama dari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, karena keterpaduan riset bidang PKK dengan perkembngan teknologi; menghasilkan para birokrasi yang mampu merancang program untuk pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, dalam bidang-bidang vokasional PKK, pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat; dan menghasilkan para konsultan (advisor) pendidikan vokasi, technopreneurship, pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat.

 

Berdasarkan kajian tersebut, khususnya bagi Mahasiswa Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga harus tetap semangat dan giat dalam mengikuti perkuliahan, dan jangan merasa berkecil  hati, sebab prodi ini memiliki peluang atau prospek kerja yang luas untuk kedepannya baik dilingkup akademis, praktis, dunia usaha, dan masyarakat. (Reza)