.Istilah Eco-Enzyme mungkin belum banyak dikenal di kalangan masyarakat khususnya kalangan ibu-ibu rumah tangga. Begitupula dengan ibu-ibu di Dusun Randugunting, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta yang ternyata masih asing dengan istilah tersebut. Padahal Eco-Enzyme mudah dibuat dan sangat bermanfaat, sehingga   sosialisasi untuk mengenalkan Eco-Enzyme kepada masyarakat sangat diperlukan.

Program pelatihan dapat terlaksana berkat kerjasama anatar S2 PKK FT UNY dengan Dukuh Randugunting dan warga setempat. Pelatihan pembuatan Eco-Enzyme dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022 dan dilaksanakan di Balai Dusun Randugunting. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari mata kuliah Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat yang dilaksanakan oleh dua orang mahasiswa yaitu Siti Uswatun Khasanah dan Nurul Hasbiana, dibawah bimbingan Prof. Dr. Kokom Komariah, M. Pd dan Dr. Badraningsih Lastariwati, M. Kes.

Eco-Enzyme merupakan larutan ramah lingkungan yang dihasilkan dari fermentasi limbah dapur.  Jenis limbah dapur yang dapat dipakai adalah limbah kulit buah atau kulit sayuran. Untuk membuat Eco-Enzyme dapat dilakukan dengan membuat campuran antara limbah, gula (gula pasir/merah/molase), dan air dengan perbandingan 3:1:10. Proses fermentasi lauran Eco-Enzyme membuatuhkan waktu selama 3 bulan. Eco-Enzyme yang telah dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair tanaman, campuran pembersih lantai, mencuci linen rumah tangga, menghilangkan bau selokan yang tidak sedap dan sebagainya.

Kegiatan pelatihan dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan kepada peserta secara teori. Setelah itu, dilakukan demonstrasi untuk menunjukkan cara membuat eco enzim. Dalam kegiatan ini, peserta sangat antusias. Pertanyaan demi pertanyaan muncul karena rasa ingin tahu peserta yang tinggi. Melalui penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat melalui pengetahuan baru terkait pengolahan limbah dapur dengan lebih bijaksana. (ARF, KK)