Bangkitkan Wisata Kali Opak Tujuh Bulan Melalui PKM Pembuatan Cindera Rasa Berbasis Pangan Lokal

Kegiatan pariwisata, khususnya pariwisata lokal dianggap mampu menghasilkan pertumbuhan perekonomian masyarakat. Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini memiliki 122 desa wisata. Pertumbuhan itu mampu menggerakan ekonomi perdesaan secara signifikan, antara lain berkat diversifikasi pekerjaan. Desa wisata memiliki banyak potensi - potensi yang bisa dikembangkan, dalam hal ini termasuk  potensi alam  sehingga dapat menjadi keuntungan bagi warga setempat.

Pandemi covid-19 telah menurunkan kunjungan wisata, terlebih kunjungan pada desa wisata. Banyak sekali desa wisata atau kawasan wisata yang tumbuh dari masyarakat mengalami penurunan bahkan decline.  Akibatnya roda perekonomian yang sudah berjalanpun mengalami penurunan.    

Demikian pula yang terjadi pada salah satu desa wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu “Wisata Kali Opak 7 Bulan”. Tempat wisata ini berlokasi di dusun Dalem, Tamanmartani, Kalasan. Selama dua tahun masa pandemi tempat wisata ini mengalami kemunduran dan sepi pengunjung, sehingga banyak sekali aktivitas yang tidak bisa berjalan serta berbagai sarana yang rusak karena kurang terpelihara.

Salah satu aktivitas yang dapat dianggap dapat membangkitkan wisata ini adalah dengan cara menghidupkan kembali kegiatan kulinernya, melalui pelatihan   pembuatan oleh-oleh berbasis pangan lokal, dan bisa mencirikan makanan khas sungai opak 7 bulan.  Oleh karena itu pada hari sabtu, tanggal 6 Agustus 2022, telah dilaksanakan pelatihan pengolahan makanan lokal di lokasi kali opak 7 bulan, oleh Dosen PTBB yaitu Prof. Kokom Komariah, M.Pd, dan Dr Fitri Rahmawati, MP,   berupa  pelatihan   pembuatan  oleh-oleh  yaitu  kue sagon kelapa, wingko kelapa dan keripik daun singkong rasa paru.

Kegiatan ini diikuti oleh para pengelola Kawasan wisata opak 7 bulan.  Kegiatan berlangsung dengan lancar. Pelatihan tidak hanya menyangkut teknik memproduksi, namun sekaligus peserta diberikan materi tentang teknik pengemasan dan perhitungan harga jual untuk masing-masing produk tersebut.

Pelatihan   pembuatan makanan oleh-oleh (cindera rasa) ini merupakan kegiatan tahap pertama, dan akan diikuti dengan pelatihan selanjutnya yaitu pelatihan makanan pokok dan lauk pauk, serta hidangan sepinggan. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari para pengelola warung-warung kuliner di lokasi wisata opak 7 bulan. Mereka   bertekad akan mulai menghidupkan kembali kegiatan wisata yang sudah dirintis sebelumnya melalui menghidupkan kegiatan kulinernya  dengan  semangat baru.  (KKM)